Jawaban Aktivitas 4 Halaman 178 Sifat Atau Keteladanan Pada Diri Nabi dan Rasul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 8 Kurikulum Merdeka

ohgreat.id-Jawaban Aktivitas 4 Halaman 178 Sifat Atau Keteladanan Pada Diri Nabi dan Rasul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 8 Kurikulum Merdeka.

Kali ini, Ohgreat akan membahas materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 8 halaman 178. Bacaan ini bisa Adik-adik temukan pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 8 Kurikulum Merdeka Bab 7 Meyakini Nabi dan Rasul Allah: Menjadi Generasi Digital yang Berkarakter . Pembahasan berikut bisa Adik-adik simak untuk mencocokan dengan jawaban yang telah Ohgreat kerjakan sebelumnya. Jadi, silahkan kerjakan terlebih dahulu secara mandiri ya???

Meyakini Nabi dan Rasul Allah: Menjadi Generasi Digital yang Berkarakter

Aktivitas 4

Pilihlah satu sifat atau keteladanan pada diri nabi dan rasul yang ada dalam diri kalian. Ceritakan pengalaman kalian dalam mengamalkan sifat atau keteladanan itu. Ceritakan secara bergantian dalam satu kelompok!

Pilihlah satu cerita yang paling inspiratif untuk dipresentasikan!

Jawaban:

Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu dari 25 nabi besar yang harus diimani umat Islam. Nabi Muhammad menjadi suri tauladan bagi umat Islam dan sifat-sifatnya juga dapat seluruh umat manusia teladani.

Sifat Nabi Muhammad memiliki kekuatan untuk menciptakan kehidupan yang damai dan sejahtera bersama-sama dalam perbedaan.

Berikut, penjelasan empat sifat Nabi Muhammad yang sebaiknya kita teladani.

1. Siddiq

Sifat siddiq artinya jujur atau benar. Sifat nabi Muhammad yang sidiq tersirat dalam kehidupan sehari-harinya sebagai pebisnis atau pedagang pada masanya. Sebagainya informasi yang tertera dalam Al-Qur’an, rasul memiliki

Sifat mustahil yang salah satunya mustahil berbohong. Dengan sifat siddiq ini, Nabi Muhammad menjadi teladan sahabat-sahabatnya dan lawan-lawannya menyeganinya.

2. Amanah

Sifat nabi Muhammad yang kedua yang perlu kita tiru ialah sifat amanah. Amanah artinya dapat dipercaya. Nabi Muhammad memiliki julukan sebagai Al-Amin yang artinya dapat dipercaya.

Sebagaimana yang kita ketahui juga, mustahil para rasul memiliki sifat khianat dan Nabi Muhammad merupakan salah satu rasul, sehingga dia tidak memiliki sifat khianat. Sifat ini memiliki kekuatan membangun kepercayaan satu sama lain di antara umat manusia.

3. Tabligh

Salah satu sifat Nabi Muhammad selanjutnya ialah sifat tabligh yang artinya menyampaikan. Sifat tabligh dalam diri Nabi Muhammad SAW tercermin dalam bagaimana Nabi Muhammad menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada sahabat dan umatnya, yang kemudian itu menjadi pelajaran penting bagi umat Islam di dunia sampai sekarang.

Nabi Muhammad tidak menyembunyikan apapun sehubungan dengan petunjuk yang disampaikan Allah SWT hanya untuk kepentingan pribadi. Nabi Muhammad SAW menyampaikannya sesuai dengan maksud dan tujuan wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril.

4. Fathonah

Sifat Nabi Muhammad yang keempat yang sebaiknya kita pelajari ialah Fathonah yang artinya cerdas. Nabi Muhammad memiliki sifat fathonah maksudnya ialah seseorang yang dapat menggunakan kecerdasannya. Nabi Muhammad memaksimalkan kemampuan intelektualnya untuk melakukan dakwah dan berdagang.

Demikian itu empat sifat Nabi Muhammad yang selalu disyiarkan untuk diteladani oleh umat Islam dan umat manusia pada umumnya.

Cerita Pengalaman

Jujur di Sekolah Membawa Berkah

Pada hari Senin, aku bersama teman-teman se-SD melaksanakan upacara bendera. Yang bertugas hari itu adalah peserta kelas 5 SD, termasuk aku yang juga ditugaskan menjadi pengibar bendera.

Beruntung waktu itu kegiatan upacara dilaksanakan sebentar saja, soalnya Guru selaku pembina upacara hanya menyampaikan sepatah dua patah kata pesan.

Pak Guru berpesan agar kita semua terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, patuh kepada orang tua dan guru, menjaga kebersihan diri, sekolah, dan lingkungan, serta berperilaku jujur.

Sesudah upacara, aku bersama dua orang temanku pun sempat melipat bendera.

Bersamaan dengan itu, secara tidak sengaja aku lihat ada uang Rp50.000 yang jatuh dari saku celana seorang siswa kelas 6.

“Eh, Toni. Itu ada uang kakak kelas barusan jatuh. Bagaimana ini?”

“Wah, banyak itu! Bagaimana kalau sepulang sekolah nanti kita makan-makan di warung baksonya Bu Siti. 50.000 lho, lumayan, kan. Kita bisa dapat porsi komplit.”

Aku pun agak gemetar mendengar percakapan kedua orang temanku. Sebenarnya sejak awal melihat uang itu aku ingin langsung mengembalikannya kepada Kakak kelas, tapi aku takut. Aku juga tidak kenal.

“Begini saja, teman-teman. Menurutku, lebih baik kita kembalikan uang ini kepada Kakak kelas dan kalian tolong temani aku.”

“Ya udah deh. Aku setuju. Toh, ini juga bukan uang milik kita, kan. Jelas-jelas tidak akan berkah jika kita membelanjakannya. Selain itu, kita juga harus jujur kepada diri sendiri dan orang lain.”

“Setuju. Oke. Mari kita bergegas menuju kelas 6 sebelum bel berbunyi.”

Teman-temanku memang orang-orang yang baik. Buktinya, mereka mau mendukung niat yang baik serta membudayakan perilaku jujur.

Pada saat itu juga, akhirnya kami langsung pergi ke kelas 6. Aku tidak takut lagi karena sudah didampingi teman-teman baik.

Saat masuk ke kelas 6, aku pun terlebih dahulu menyimpan uang Rp50.000 tersebut sembari bertanya kepada seluruh siswa di kelas tersebut.

“Maaf, izin sebentar. Apakah di sini ada Kakak-kakak yang baru saja kehilangan uang?”

Aduh, aku kaget! Ternyata ada lebih dari 5 orang siswa yang mengaku kehilangan, padahal kan uangnya cuma selembar saja.

Aku sontak langsung bertanya kepada kelima siswa tersebut tentang berapa jumlah uang yang hilang. Ternyata mereka berbohong.

Ada yang menjawab Rp5.000, Rp10.000, Rp.20.000, hingga Rp100.000. Ternyata mereka tidak tanggung-tanggung ingin menipuku dan teman-teman.

Meski begitu, tetap saja hanya ada satu orang yang menjawab Rp50.000, dan aku yakin memang dialah pemilik uang yang asli.

Detik itu pula, aku pun mengembalikan uang tersebut. Tanpa banyak berbicara, kami pun langsung masuk ke kelas. Tak lupa, dia sang senior juga mengucapkan terima kasih seraya tersenyum.

“Terima kasih, Dek. Uang ini adalah ongkos Kakak selama 3 hari.”

Kami pun ikut bahagia melihat Kakak kelas yang juga bahagia. Sembari berjalan menuju kelas, tiba-tiba Pak Guru yang menjadi pembina upacara tadi memanggilku.

“Nak, ke sini sebentar. Iya, kalian bertiga. Cepat, ya!”

Entah ada angin apa kok Pak Guru sampai memanggil kami ke ruang guru. Ketika aku dan teman-teman tiba di ruang guru, ternyata di sana sudah ada hidangan lontong daging.

“Anak-anak, kalian sungguh hebat. Kalian adalah panutan siswa yang mengudarakan perilaku kejujuran di sekolah. Sebagai apresiasi, Bapak traktir kalian untuk bersama-sama kita makan lontong.”

Aku dan teman-teman senang bukan kepalang. Aku jadi teringat kata temanku tadi bahwa kejujuran itu sebenarnya selalu membawa berkah. Yang baik selamanya akan selalu baik.

Disclaimer:

1. Kunci jawaban pada unggahan Ohgreat tidak mutlak kebenarannya

2. Unggahan ini bisa Adik-adik gunakan sebagai salah satu acuan dalam mengerjakan soal bukan sebagai acuan utama

3. Jawaban pada unggahan Ohgreat mungkin akan berbeda dengan pembahasan di sekolah atau penunjang lain

*** Agar tidak ketinggalan update berita berita menarik dan Pembahasan Soal terbaru lainnya yang ada di ohgreat.id. Jangan lewatkan dan dapatkan Berita berita Update lainnya.***

You May Also Like