Khutbah Jum’at : Siapakah Orang yang Shalat yang Celaka?

ohgreat.id-Kali ini, Ohgreat akan menyajikan Khutbah Jum’at. Dalam Khutbah Jum’at kali ini, ohgreat akan menyajikan tentang Siapakah Orang yang Shalat yang Celaka?. Ayo, mari bersama-sama mempelajari semua hal yang berkaitan dengan agama Islam secara kaffah.

Siapakah Orang yang Shalat yang Celaka?

Khutbah Pertama

الحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
اَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Amma ba’du.

Jamaah shalat Jum’at rahimakumullah …

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam yang telah memberikan kita nikmat sehingga kita dimudahkan berada di masjid yang mulia ini. Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita Nabi yang mulia, suri tauladan kita semua, Nabi yang mulia, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah memerintahkan kita untuk merenungkan Al-Qur’an. Di antara surah yang bagus untuk kita renungkan adalah surah yang rajin kita baca yaitu surah-surah pendek. Di antara surah tersebut adalah surah Al-Maa’uun. Surah nomor 107 ini membicarakan tentang celaan bagi orang yang enggan menunaikan hak Allah dan hak sesama.

Allah Ta’ala berfirman,

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (1) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (2) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (3) فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (6) وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ (7)

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan hari pembalasan? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya’ dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS. Al Maa’uun: 1-7).

Perhatikan dalam surah ini disebutkan tentang hak Allah, yaitu beriman kepada hari pembalasan (tidak mendustakannya), menjaga shalat, dan tidak riya‘. Sedangkan hak sesama adalah menyayangi anak yatim, memberi makan kepada orang miskin, dan menolong orang lain dengan barang yang berguna.

Di antara sifat yang melalaikan hak pada Allah disebutkan dalam ayat,

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5)

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya”.

Kata Ibnu ‘Abbas, yang dimaksud di sini adalah orang-orang munafik yaitu yang mereka shalat di kala ada banyak orang, tetapi enggan shalat ketika sendirian. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7:662)

Dalam ayat disebutkan “لِلْمُصَلِّينَ”, bagi orang-orang yang shalat, yaitu mereka yang biasa shalat dan konsekuen dengannya, lalu mereka lalai. Yang dimaksud lalai dari shalat bisa mencakup beberapa pengertian:

1.Tidak mengerjakan shalat sama sekali.

2.Lalai dari pengerjaannya dari waktu yang ditetapkan oleh syari’at, malah mengerjakannya di luar waktu yang ditetapkan.

3.Selalu mengerjakan shalat di akhir waktu selamanya atau umumnya.

4.Tidak memenuhi rukun shalat dan syarat shalat sebagaimana yang diperintahkan.

5.Tidak khusyuk dan tidak merenungkan (tadabur) pada apa yang dibaca dalam shalat.

Lalai dari shalat mencakup semua pengertian di atas. Setiap orang yang memiliki sifat demikian, maka dialah yang disebut lalai dari shalat. Jika ia memiliki seluruh sifat tersebut, maka semakin sempurnalah kecelakaan untuknya dan semakin sempurna nifak ‘amali padanya. (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7:662-663).

Dari sini menunjukkan penting sekali setiap muslim itu menjaga shalat. Bahkan sebagaimana disebutkan oleh Syaikh As-Sa’di rahimahullah, shalat itu adalah ketaatan dan bentuk qurbah yang paling utama. Bahkan kalau kita mau melihat dari sisi dalil syari, shalat itu masih lebih utama daripada puasa. Namun, sayangnya kaum muslimin lebih memilih menunaikan puasa daripada shalat, puasa dirasa lebih utama dibanding shalat.

Lihatlah bahaya orang yang meninggalkan shalat sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menceritakan tentang shalat pada suatu hari, di mana beliau bersabda,

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوراً وَبُرْهَاناً وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلاَ بُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَىِّ بْنِ خَلَفٍ

“Siapa yang menjaga shalat, maka ia akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan kelak. Nanti di hari kiamat, ia akan dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Aḥmad, 2:169. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa orang yang meninggalkan shalat biasa sibuk dengan harta, kerajaan, kekuasaan, dan perdagangan.

1. Siapa yang sibuk dengan harta sehingga melalaikan shalatnya, maka ia akan dikumpulkan bersama Qarun.

2. Siapa yang sibuk dengan kerajaannya sehingga melalaikan shalatnya, maka ia akan dikumpulkan bersama Fir’aun.

3. Siapa yang sibuk dengan kekuasaan sehingga melalaikan shalat, maka ia akan dikumpulkan bersama Haman (menterinya Fir’aun).

4. Siapa yang sibuk dengan perdagangan sehingga melalaikan shalat, maka ia akan dikumpulkan bersama Ubay bin Khalaf.

Semoga Allah memberikan taufik pada kita semua untuk menjaga shalat.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

*** Agar tidak ketinggalan update Kumpulan Khatbah Jum’at dan Pembahasan Soal terbaru lainnya yang ada di ohgreat.id. Jangan lewatkan dan dapatkan Berita berita Update lainnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *