Jawaban Aktivitas 4 Halaman 70 Pengalaman Berlaku Amanah Atau Jujur Yang Sangat Berkesan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 8 Kurikulum Merdeka

ohgreat.id-Jawaban Aktivitas 4 Halaman 70 Pengalaman Berlaku Amanah Atau Jujur Yang Sangat Berkesan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 8 Kurikulum Merdeka.

Kali ini, Ohgreat akan membahas materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 8 halaman 70. Bacaan ini bisa Adik-adik temukan pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 8 Kurikulum Merdeka Bab 3 Menjadi Pribadi Berintegritas dengan Sifat Amanah dan Jujur. Pembahasan berikut bisa Adik-adik simak untuk mencocokan dengan jawaban yang telah Ohgreat kerjakan sebelumnya. Jadi, silahkan kerjakan terlebih dahulu secara mandiri ya???

Menjadi Pribadi Berintegritas dengan Sifat Amanah dan Jujur

Aktivitas 4

Adakah pengalaman berlaku amanah atau jujur yang sangat berkesan? Ingat-ingatlah. Lalu ceritakan pengalaman kalian itu. Bagaimana caranya hingga kalian dapat berlaku amanah atau jujur pada pengalaman itu? Berbagilah pengalaman kalian secara berkelompok. Pilih satu pengalaman yang paling menginspirasi!

Jawaban:

Jujur di Sekolah Membawa Berkah

Pada hari Senin, aku bersama teman-teman se-SD melaksanakan upacara bendera. Yang bertugas hari itu adalah peserta kelas 5 SD, termasuk aku yang juga ditugaskan menjadi pengibar bendera. Beruntung waktu itu kegiatan upacara dilaksanakan sebentar saja, soalnya Guru selaku pembina upacara hanya menyampaikan sepatah dua patah kata pesan.

Pak Guru berpesan agar kita semua terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, patuh kepada orang tua dan guru, menjaga kebersihan diri, sekolah, dan lingkungan, serta berperilaku jujur. Sesudah upacara, aku bersama dua orang temanku pun sempat melipat bendera.

Bersamaan dengan itu, secara tidak sengaja aku lihat ada uang Rp50.000 yang jatuh dari saku celana seorang siswa kelas 6. “Eh, Toni. Itu ada uang kakak kelas barusan jatuh. Bagaimana ini?” “Wah, banyak itu! Bagaimana kalau sepulang sekolah nanti kita makan-makan di warung baksonya Bu Siti. 50.000 lho, lumayan, kan. Kita bisa dapat porsi komplit.”

Aku pun agak gemetar mendengar percakapan kedua orang temanku. Sebenarnya sejak awal melihat uang itu aku ingin langsung mengembalikannya kepada Kakak kelas, tapi aku takut. Aku juga tidak kenal.

“Begini saja, teman-teman. Menurutku, lebih baik kita kembalikan uang ini kepada Kakak kelas dan kalian tolong temani aku.” “Ya udah deh. Aku setuju. Toh, ini juga bukan uang milik kita, kan. Jelas-jelas tidak akan berkah jika kita membelanjakannya. Selain itu, kita juga harus jujur kepada diri sendiri dan orang lain.” “Setuju. Oke. Mari kita bergegas menuju kelas 6 sebelum bel berbunyi.” Teman-temanku memang orang-orang yang baik. Buktinya, mereka mau mendukung niat yang baik serta membudayakan perilaku jujur.

Pada saat itu juga, akhirnya kami langsung pergi ke kelas 6. Aku tidak takut lagi karena sudah didampingi teman-teman baik. Saat masuk ke kelas 6, aku pun terlebih dahulu menyimpan uang Rp50.000 tersebut sembari bertanya kepada seluruh siswa di kelas tersebut.

“Maaf, izin sebentar. Apakah di sini ada Kakak-kakak yang baru saja kehilangan uang?” Aduh, aku kaget! Ternyata ada lebih dari 5 orang siswa yang mengaku kehilangan, padahal kan uangnya cuma selembar saja.

Aku sontak langsung bertanya kepada kelima siswa tersebut tentang berapa jumlah uang yang hilang, ternyata mereka berbohong. Ada yang menjawab Rp5.000, Rp10.000, Rp.20.000, hingga Rp100.000. Ternyata mereka tidak tanggung-tanggung ingin menipuku dan teman-teman.

Meski begitu, tetap saja hanya ada satu orang yang menjawab Rp50.000, dan aku yakin memang dialah pemilik uang yang asli. Detik itu pula, aku pun mengembalikan uang tersebut. Tanpa banyak berbicara, kami pun langsung masuk ke kelas. Tak lupa, dia sang senior juga mengucapkan terima kasih seraya tersenyum. “Terima kasih, Dek. Uang ini adalah ongkos Kakak selama 3 hari.”

Kami pun ikut bahagia melihat Kakak kelas yang juga bahagia. Sembari berjalan menuju kelas, tiba-tiba Pak Guru yang menjadi pembina upacara tadi memanggilku. “Nak, ke sini sebentar. Iya, kalian bertiga. Cepat, ya!”

Entah ada angin apa kok Pak Guru sampai memanggil kami ke ruang guru. Ketika aku dan teman-teman tiba di ruang guru, ternyata di sana sudah ada hidangan lontong daging. “Anak-anak, kalian sungguh hebat. Kalian adalah panutan siswa yang mengudarakan perilaku kejujuran di sekolah. Sebagai apresiasi, Bapak traktir kalian untuk bersama-sama kita makan lontong.” Aku dan teman-teman senang bukan kepalang. Aku jadi teringat kata temanku tadi bahwa kejujuran itu sebenarnya selalu membawa berkah. Yang baik selamanya akan selalu baik.

Disclaimer:

1. Kunci jawaban pada unggahan Ohgreat tidak mutlak kebenarannya

2. Unggahan ini bisa Adik-adik gunakan sebagai salah satu acuan dalam mengerjakan soal bukan sebagai acuan utama

3. Jawaban pada unggahan Ohgreat mungkin akan berbeda dengan pembahasan di sekolah atau penunjang lain

*** Agar tidak ketinggalan update berita berita menarik dan Pembahasan Soal terbaru lainnya yang ada di ohgreat.id. Jangan lewatkan dan dapatkan Berita berita Update lainnya.***

You May Also Like