Jawaban Siswa Aktif Halaman 80 Menjaga Kebinekaan Dalam Beragama PPKn SMP Kelas 7 Kurikulum Merdeka

ohgreat.id-Jawaban Siswa Aktif Halaman 80 Menjaga Kebinekaan Dalam Beragama PPKn SMP Kelas 7 Kurikulum Merdeka.

Kali ini, Ohgreat akan membahas materi PPKn SMP Kelas 7 Kurikulum Merdeka Bab 4 Kebinekaan Indonesia. Pembahasan berikut bisa Adik-adik simak untuk mencocokan dengan jawaban yang telah Ohgreat kerjakan sebelumnya. Jadi, silahkan kerjakan terlebih dahulu secara mandiri ya???

Kebinekaan Indonesia

Siswa Aktif

Buatkan kelompok masing-masing sekitar 5 (lima) siswa. Usahakan ada yang beragama berbeda di setiap kelompok.

1. Diskusikan, bagaimana sebaiknya menjaga kebinekaan dalam beragama? Apa yang perlu dilakukan untuk menjaga keberagaman tersebut? Tuliskan hasil diskusinya di kertas. Semakin besar kertas (seperti karton manila) dan tulisannya lebih baik. Sampaikan hasil diskusi bersama itu di depan kelas.

2. Selanjutnya, cari kisah keagamaan yang menarik buatmu sesuai dengan keyakinan agamamu. Misalnya, kisah mengapa Nabi Muhammad mendapat gelar Al Amin, kisah kenaikan Isa Al Masih, dan lain-lain. Ceritakan kisah itu di kelompok masing-masing. Pilih satu kisah yang paling menarik di kelompok, ceritakan di depan kelas.

Jawaban:

1. Menjaga kebinekaan dalam beragama adalah salah satu cara untuk menghormati hak asasi manusia dan memperkuat persatuan bangsa.

Agama adalah pilihan pribadi yang tidak boleh memaksakan atau mencampuri oleh orang lain.

Untuk menjaga keberagaman tersebut, kita perlu melakukan hal-hal berikut:

a. Menghargai dan menghormati keyakinan dan ibadah orang lain, tanpa merendahkan atau mengganggu mereka.

b. Menjalin hubungan baik dan harmonis dengan sesama umat beragama, tanpa membeda-bedakan atau mendiskriminasikan mereka.

c. Menjauhi sikap intoleran, radikal, atau ekstrem yang dapat menimbulkan permusuhan, kekerasan, atau konflik antar umat beragama.

d. Mempelajari dan memahami ajaran agama kita sendiri dan agama lain secara objektif dan kritis, tanpa mengikuti propaganda atau fitnah yang dapat menyesatkan kita.

e. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial, budaya, dan kemanusiaan yang melibatkan kerjasama antar umat beragama, tanpa mengabaikan identitas dan prinsip agama kita sendiri.

Dengan cara-cara di atas, kita dapat menjaga kebinekaan dalam beragama sebagai salah satu nilai luhur bangsa Indonesia.

Kebinekaan beragama dalam perspektif Hukum Islam adalah merupakan Sunnatullah (hukum kodrat) yang harus kita terima dengan lapang dada.

Kebinekaan juga merupakan warisan tradisi Nusantara yang menjadi pemersatu bangsa ini.

Oleh karena itu, menjaga kebinekaan, khususnya dalam beragama di Indonesia adalah suatu keniscayaan.

2. Kisah Nabi Muhammad mendapat gelar al-amin

Al-amin adalah gelar yang diberikan penduduk Mekkah kepada Nabi Muhammad sebelum diangkat menjadi rasul. Menurut riwayat, Nabi Muhammad mendapat gelar al-amin pada usia 35 tahun.

Masyarakat Mekkah memberi gelar al-amin kepada Nabi Muhammad SAW setelah peristiwa banjir bandang yang merusak Kabah.

Kabah kemudian oleh kaum kafir Quraisy perbaiki. Namun, di tengah proses perbaikan, terjadi perselisihan terkait siapa yang layak meletakkan Hajar Aswad. Hajar Aswad adalah sebuah batu berwarna kehitaman yang sangat dimuliakan karena banyak meyakini batu ini berasal dari surga. Sejumlah riwayat menyebutkan bahwa batu ini berasal dari surga, yang oleh Nabi Ismail temukan dan selanjutnya diletakkan pertama kali oleh Nabi Ibrahim.

Perdebatan baru mendapat titik terang setelah salah seorang tetua di sana, yaitu Abu Umayyah bin Mughirah, mengusulkan orang pertama yang melangkahkan kaki ke lokasi renovasi Kabah berhak meletakkan kembali batu Hajar Aswad. Ternyata, orang pertama yang melewati pintu tersebut adalah Nabi Muhammad. Selanjutnya setelah Nabi Muhammad melewati pintu, kaum kafir Quraisy mengaku ikhlas jika Nabi Muhammad yang meletakkan batu Hajar Aswad. Nabi Muhammad pun tidak egois, ia membentangkan sorbannya dan menaruh Hajar Aswad di atasnya. Nabi Muhammad mengajak beberapa tokoh lain untuk turut serta meletakkan Hajar Aswad bersama-sama. Sejak itu, Nabi Muhammad diberi gelar al-amin, yang artinya dapat dipercaya.

Sejatinya, kejujuran Nabi Muhammad telah dikenal luas di Mekkah jauh sebelum peristiwa peletakkan Hajar Aswad. Nabi Muhammad tumbuh sebagai seorang pedagang yang jujur dan tidak pernah menipu baik pembeli maupun majikannya. Sifat Nabi Muhammad yang jujur dan dapat dipercaya ketika berdagang itulah yang membuat Siti Khadijah terkesan.

 

Disclaimer:

1. Kunci jawaban pada unggahan Ohgreat tidak mutlak kebenarannya

2. Unggahan ini bisa Adik-adik gunakan sebagai salah satu acuan dalam mengerjakan soal bukan sebagai acuan utama

3. Jawaban pada unggahan Ohgreat mungkin akan berbeda dengan pembahasan di sekolah atau penunjang lain

*** Agar tidak ketinggalan update berita berita menarik dan Pembahasan Soal terbaru lainnya yang ada di ohgreat.id. Jangan lewatkan dan dapatkan Berita berita Update lainnya.***