Jawaban Lembar Aktivitas 6 halaman 43 Studi Kasus: Buah “Emas” yang Diperebutkan Dunia Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Kelas 10 Kurikulum Merdeka

ohgreat.id-Jawaban Lembar Aktivitas 6 halaman 43 Studi Kasus: Buah “Emas” yang Diperebutkan Dunia Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Kelas 10 Kurikulum Merdeka.

Kali ini, Ohgreat akan membahas jawaban Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Kelas 10 halaman 43. Pertanyaan ini bisa Adik-adik temukan pada buku Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Kelas 10 Kurikulum Merdeka Tema 01 Sejarah Indonesia. Pembahasan berikut bisa Adik-adik simak untuk mencocokan dengan jawaban yang telah Ohgreat kerjakan sebelumnya. Jadi, silahkan kerjakan terlebih dahulu secara mandiri ya???

Lembar Aktivitas 6

Studi Kasus
Buah “Emas” yang Diperebutkan Dunia

Ada satu benda kecil yang diburu oleh seluruh dunia. Bukan berlian maupun permata. Bangsa Eropa rela menyeberangi samudra untuk mendapatkannya, lalu menjualnya setara emas. Benda itu bernama pala.

Buah berwarna kekuningan berbiji hitam dan berselaput merah itu menjadi tujuan pendatang dari berbagai bangsa yang menjejakkan kaki mereka di Kepulauan Banda, Maluku, ratusan tahun lalu.

Bagaimana sejarah pala dan Kepulauan Banda? Beginilah kisahnya.

Selamat datang di Kepulauan Banda. Mungkin jika bukan karena pala, boleh jadi pulau ini takkan pernah terdengar namanya. Pala adalah jiwa, sejarah, dan ekonomi Kepulauan Banda. Selama berabad lamanya, inilah satu-satunya tempat di dunia yang menghasilkan buah pala.

Namun, siapa sangka harumnya buah pala tercium hingga ke negeri seberang. Dimulai dari menjelang abad ke-6, rempah-rempah ini harumnya sudah mencapai Byzantium, 12 ribu kilometer jauhnya dari Banda. Pada tahun 1000 M, seorang dokter dari Persia, Ibnu Sinamenulis tentang “jansi ban”, atau “kacang dari Banda”.

Para pedagang Arab sudah begitu lama memperdagangkannya dan mengirimnya ke Venesia untuk kemudian dikirim dan dihidangkan di meja-meja para bangsawan Eropa. Harganya fantastis. Pada abad ke14, di Jerman disebutkan bahwa 1 pon pala, dihargai setinggi “seven fat oxen”, atau tujuh sapi jantan dewasa yang gemuk.

“Kesaktian” pala pun berlanjut sampai perburuan akan asal-usul pala ikut mendorong terbentuknya dunia perdagangan modern. Pada 1453, Kekaisaran Turki Usmani menaklukkan Konstantinopel (kini Istanbul) dan mengembargo perdagangan yang melewatinya. Padahal, selama ratusan tahun sebelumya, para pedagang Arab melewati kota ini untuk mengirim pala ke Venesia. Embargo ini kemudian menghentikan suplai pala ke Eropa.

Inilah yang membuat para pedagang dan pengembara lautan Eropa mencari sendiri asal-usul buah pala yang selama ini sering disebut sebagai Fabled Land, atau negeri dongeng, melalui rute ke timur.

Akhirnya Christoper Columbus berlayar menyeberangi Samudra Atlantik untuk mencari jalan ke India. Vasco de Gama mengitari Cape of Good Hope pada 1497 dan kru kapalnya turun dari kapal sambil menangis berteriak “For Christ and spices!” (Untuk Tuhan dan rempah-rempah).

Gambar 1.15 Buah Pala, rempah-rempah yang banyak tumbuh di Kepulauan Banda
Sumber: Peter Nijenhuis/Flickr. (2012)

Pada 1511, Alfonso de Albuquerque menyerang pulau-pulau di kepulauan Maluku, termasuk di dalamnya Banda. Dia membangun benteng-benteng untuk mengonsolidasikan monopoli atas perdagangan pala hingga seabad kemudian.

Sampai pada tahun 1605, Belanda datang untuk menyingkirkan Portugis setelah menaklukkan Ambon. Untuk memonopoli perdagangan pala dan bunga pala, Perusahaan Dagang Hindia Belanda atau Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) membangun pos perdagangan di Banda. VOC juga membuat perjanjian dengan warga Banda yang mengharuskan warga menjual pala dan bunga pala hanya kepada VOC. namun, warga Banda masih boleh menjual hasil buminya kepada pedagang dari Jawa, Makassar, dan Inggris.

Tahun 1609, ketegangan semakin memuncak. Admiral Verhoeff dari Belanda harus meregang nyawa saat negosiasi dengan warga Banda. VOC pun berusaha menggunakan kekuatan dan diplomasi di tahun-tahun berikutnya untuk menguasai Banda sepenuhnya.

Bersamaan dengan itu, Inggris datang untuk mendirikan koloni di pulau-pulau terpencil yaitu Pulau Run dan Ay pada tahun 1616. Mengetahui hal tersebut, VOC merasa terancam dan menganggap bahwa Inggris berupaya untuk memonopoli perdagangan pala dan bunga pala serta mengusir VOC.

Lima tahun kemudian, VOC berhasil menguasai Banda setelah mengirim 2.000 tentara lebih dari Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen memimpin pasukan itu untuk membunuh ribuan warga Banda. Kekejaman dan perbudakan pertama di Nusantara pun terjadi. Belasan ribu orang meregang nyawa akibat ulah Belanda yang datang dan ingin berkuasa.

Di satu sisi, Belanda dan Inggris terus terlibat dalam pertempuran hingga 50 tahun ke depan. Belanda ingin sepenuhnya menguasai Kepulauan Banda, tetapi masih ada Inggris di Pulau Run dan Ay.

Gambar 1.16 Pemandangan Pulau Run di Kepulauan Banda, 1790.
Sumber: Artenet/Wikimedia Commons / CC-BY 2.5. (1790)

Akhirnya, keduanya sepakat untuk berkompromi dan tukar guling dalam Perjanjian Breda pada 1667. Inggris bersedia memberikan Pulau Run ke Belanda, sebagai gantinya Belanda menyerahkan Pulau Manhattan di New York. Perjanjian ini memuluskan monopoli VOC atas perdagangan pala global.

Tak butuh waktu lama bagi VOC untuk menjelma menjadi perusahaan terbesar di dunia. Pada tahun 1669, VOC membayar dividen tahunan 40%, dengan 50.000 karyawan, 10.000 tentara, dan 200 kapal besar, sebagian besar adalah kapal perang. Belanda mengamankan monopoli perdagangan pala dengan merahasiakan lokasi Pulau Banda, bahkan dengan memandulkan biji-biji pala yang dijual.

Petaka datang bagi VOC pada 1769 ketika seorang ahli holtikultura berkebangsaan Prancis, Pierre Poivre, berhasil mencapai Pulau Banda dan menyelundupkan buah pala dan bibit-bibit pohon pala. Prancis kemudian menanam biji dan bibit pohon pala di koloni mereka di Mauritius. Itulah awal kehancuran monopoli pala oleh Belanda.

Setelah itu, Inggris berhasil menguasai Banda pada 1796–1802, dan mengembangkan perkebunan pala di Penang dan Singapura serta daerah-daerah jajahan lain. Pulau Grenada di Karibia, salah satu jajahan Inggris, pada akhirnya menjadi daerah pengekspor pala terbesar di dunia.

Terlepas dari kelamnya sejarah buah bernama latin Myristica fragans ini, tanaman pala merupakan pohon hutan yang kecil, tinggi sekitar 18 m dan termasuk dalam family Myristicaceae yang mempunyai sekitar 200 spesies. Tanaman ini tumbuh baik di bawah keteduhan pohon tinggi lainnya dan menjadi rempah-rempah paling langka di zamannya. (K-YN)

Sumber: https://indonesia.go.id/ragam/kuliner/ekonomi/buah-emas-yang-diperebutkan-dunia

Petunjuk kerja:

a. Kalian dapat mencari dari berbagai sumber lain dan artikel ini untuk mengerjakan tugas di bawah ini.

b. Tugas dikerjakan secara berkelompok.

c. Presentasikan temuan kalian di kelas.

Tugas:

1. Analisislah Sumber Daya Alam (SDA) Kepulauan Banda pada abad ke 6 yang menjadi daya tarik berbagai bangsa datang ke kepulauan itu? Jelaskan pula manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari kalian?

Jawaban:

Sumber daya alam (SDA) Kepulauan Banda pada abad ke-6 yang menjadi daya tarik bagi berbagai bangsa datang ke kepulauan tersebut adalah rempah-rempah seperti pala, kapur barus, dan cengkeh. Rempah-rempah ini memiliki nilai ekonomi tinggi di pasar Eropa pada waktu itu, sehingga memicu berbagai bangsa datang ke Kepulauan Banda untuk memperoleh rempah-rempah tersebut. Manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari masyarakat Kepulauan Banda adalah memberikan sumber pendapatan bagi masyarakat yang mengambil dan menjual rempah-rempah tersebut.

Pala memiliki manfaat sebagai berikut:

a. Menjaga kesehatan otak

b. Mengatasi masalah pencernaan

c. Mengurangi rasa sakit

d. Mengatasi insomnia

e. Mendetox tubuh

f. Mencegah anemia

g. Menjaga kesehatan tulang

h. Mencegah infeksi bakteri

2. Kegiatan ekonomi apa yang menonjol di Kepulauan Banda? Jelaskan!

Jawaban:

Kegiatan ekonomi yang menonjol di Kepulauan Banda adalah perdagangan rempah-rempah. Masyarakat Kepulauan Banda mengambil dan menjual rempah-rempah yang tumbuh di pulau-pulau tersebut ke pasar Eropa.

3. Jelaskan bagaimana reaksi rakyat Banda menyikapi berbagai bangsa Eropa yang datang ke Kepulauan Banda?

Jawaban:

Reaksi rakyat Banda terhadap berbagai bangsa Eropa yang datang ke Kepulauan Banda tergantung pada penerapan kebijakan  oleh bangsa Eropa tersebut.  Awalnya kedatangan bangsa Eropa disambut dengan baik karena ingin melakukan perdagangan namun seiring berjalannya waktu, sikap bangsa Belanda yang sewenang-wenang dan ingin menguasai Banda membuat rakyat Banda tidak suka.

4. Jelaskan hubungan antara Pulau Run (salah satu pulau di Kepulauan Banda) dan Manhattan, New York, pada tahun 1667?

Jawaban:

Hubungan antara Pulau Run (salah satu pulau di Kepulauan Banda) dan Manhattan, New York, pada tahun 1667 adalah hubungan perdagangan. Pada tahun 1667, Belanda menguasai Pulau Run dan menjadikannya sebagai pusat perdagangan rempah-rempah di Kepulauan Banda. Belanda kemudian menukarkan Pulau Run dengan Manhattan, New York, dengan Inggris dalam perjanjian perdagangan yang disebut Treaty of Breda. Sejak saat itu, Manhattan menjadi wilayah yang dikuasai oleh Inggris dan Pulau Run menjadi wilayah yang dikuasai oleh Belanda.

Pertanyaan reflektif:

Dari tugas ini, hal baru apa yang telah kalian ketahui dan ketrampilan baru apa yang telah kalian dapatkan?

Jawaban:

Hal baru yang kita dapatkan adalah mengetahui manfaat Pala

 

Disclaimer:

1. Kunci jawaban pada unggahan Ohgreat tidak mutlak kebenarannya

2. Unggahan ini bisa Adik-adik gunakan sebagai salah satu acuan dalam mengerjakan soal bukan sebagai acuan utama

3. Jawaban pada unggahan Ohgreat mungkin akan berbeda dengan pembahasan di sekolah atau penunjang lain

*** Agar tidak ketinggalan update berita berita menarik dan Pembahasan Soal terbaru lainnya yang ada di ohgreat.id. Jangan lewatkan dan dapatkan Berita berita Update lainnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *