Jawaban Aktivitas 9.1 Halaman 197 Kalimat Utama Pesan dari Pantun Pemantik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 7 Kurikulum Merdeka

ohgreat.id-Jawaban Aktivitas 9.1 Halaman 197 Kalimat Utama Pesan dari Pantun Pemantik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 7 Kurikulum Merdeka.

Kali ini, Ohgreat akan membahas materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 7 halaman 197. Bacaan ini bisa Adik-adik temukan pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 7 Kurikulum Merdeka Bab 9 Rukhṣah: Kemudahan Dari Allah Swt dalam Beribadah kepada-Nya. Pembahasan berikut bisa Adik-adik simak untuk mencocokan dengan jawaban yang telah Ohgreat kerjakan sebelumnya. Jadi, silahkan kerjakan terlebih dahulu secara mandiri ya???

Aktivitas 9.1

Pantun Pemantik

Bacalah pantun di bawah ini!

Siang hari ke tukang cukur
Pergi ke pasar membeli ikan
Jangan lupa untuk bersyukur
Banyak kemudahan yang diberikan

Air sungai sangat keruh
Banyak sampah makanan ringan
Janganlah kita mudah mengeluh
Atas apa yang Allah perintahkan

Setelah pantun di atas dibaca:

1. Cari kalimat utama yang menjadi pesan dari pantun di atas!

2. Diskusikan dengan teman sekelompok mengenai pesan tersebut!

Jawaban:

Pantun 1

Kalimat Utama Pesan Pantun : Jangan lupa bersyukur, Banyak kemudahan yang diberikan

Penjelasan:

Nikmat yang Allah berikan kepada hambanya sungguh tak terhitung namun ini belum cukup menjadikan kita menjadi hamba yang ahli syukur karena begitu diberi ujian kita menjadi lupa dengan nikmat yang telah Allah berikan. Selanjutnya kebanyakan kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki tetapi kita menyesali yang belum tercapai.

Surat An-Nahl Ayat 18

وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ

Arab-Latin: Wa in ta’uddụ ni’matallāhi lā tuḥṣụhā, innallāha lagafụrur raḥīm

Artinya: Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Tafsir as-Sa’di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H

18. “dan jika kamu menghitung hitung nikmat Allah” (menghitung jumlahnya tanpa disertai rasa syukur “niscaya kamu akan tidak dapat menentukan jumlahnya” apalagi bila (tergerak) untuk mensyukurinya. Sungguh, nikmat nikmatNYa yang lahiriah dan batiniah bagi hamba hambaNya adalah sebanyak jumlah tarikan nafas dan detik detik waktu dari segala macam kenikmatan, yang diketahui oleh mereka dan yang tidak mereka ketahui, dan keburukan keburukan yang telah Allah singkirkan dari mereka, maka terlalu banyak bila akan diperhitungkan.
“sesungguhnya Allah benar benar Maha pengampun lagi Maha penyayang” Dia ridha dengan rasa syukur kalian yang sedikit, meskipun curahan nikmatNya sangat banyak.

Pantun 2

Kalimat Utama Pesan Pantun: Janganlah kita mudah mengeluh, Atas apa yang Allah perintahkan

Penjelasan:

Mengeluh merupakan salah satu hal yang sering  orang-orang pada umumnya melakukannya. Biasanya orang-orang mengeluh karena sedang menghadapi situasi yang tidak mereka sukai atau berat mereka menjalaninya.

Meskipun mengeluh menjadi hal yang wajar, Allah SWT tidak suka kepada hambanya yang terlalu banyak mengeluh. Seharusnya, umat Islam harus tetap tabah dan berhusnuzon dalam menghadapi situasi apa pun, termasuk kondisi yang menyulitkan.

Alquran pun menjelaskan bahwa sikap mengeluh tidaklah Allah benarkan. Surat-surat dalam Alquran yang dapat mengingatkan diri supaya tidak selalu mengeluh.

1. Surat Al Ankabut ayat 2.

أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

Arab-Latin: A ḥasiban-nāsu ay yutrakū ay yaqụlū āmannā wa hum lā yuftanụn

Artinya: Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?

Dalam ayat ini menjelaskan bahwa umat Islam yang beriman tidak akan luput dari berbagai cobaan hidup. Allah SWT memberikan cobaan untuk mengetahui seberapa jauh keimanan seseorang, ketahanan terhadap ujian yang Allah berikan, serta kesabaran dalam menghadapi cobaaan.

Selanjutnya dengan memahami hal tersebut, orang-orang muslim tidak seharusnya mengeluh atas kondisi hidup atau cobaan yang ada karena Allah SWT tengah menguji keimanan kita dan menjadi salah satu bentuk sayang dari Allah kepada para hambanya.

2. Surat Al Ankabut ayat 3.

وَلَقَدْ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْكَٰذِبِينَ

Arab-Latin: Wa laqad fatannallażīna ming qablihim fa laya’lamannallāhullażīna ṣadaqụ walaya’lamannal-kāżibīn

Artinya: Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Mirip dengan surat yang sebelumnya, dalam surat Al Ankabut ayat 3, menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman akan tetap berpegang teguh terhadap keimanan dan kesabarannya. Tentu saja prinsip berpegang teguh ini tidak diiringi dengan sikap yang selalu mengeluh.

3. Surat Al Baqarah ayat 286.

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ

Arab-Latin: Lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ ‘alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa’fu ‘annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal-qaumil-kāfirīn

Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.

Selanjutnya dalam surat ini, orang-orang muslim tidak boleh terlalu banyak mengeluh karena ujian hidup yang mereka hadapi sudah sesuai dengan kesanggupan masing-masing. Apabila seorang hamba merasa beban hidupnya terlalu berat, janganlah mengeluh, tetapi berdoa kepada Allah supaya Allah mudahkan dalam menjalani segala ujian yang Allah berikan.

Disclaimer:

1. Kunci jawaban pada unggahan Ohgreat tidak mutlak kebenarannya

2. Unggahan ini bisa Adik-adik gunakan sebagai salah satu acuan dalam mengerjakan soal bukan sebagai acuan utama

3. Jawaban pada unggahan Ohgreat mungkin akan berbeda dengan pembahasan di sekolah atau penunjang lain

*** Agar tidak ketinggalan update berita berita menarik dan Pembahasan Soal terbaru lainnya yang ada di ohgreat.id. Jangan lewatkan dan dapatkan Berita berita Update lainnya.***

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *