ohgreat.id-Jawaban Aktivitas 8.5 Halaman 184 Informasi Berita Tentang Keagamaan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 7 Kurikulum Merdeka.
Kali ini, Ohgreat akan membahas materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 7 halaman 184. Bacaan ini bisa Adik-adik temukan pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 7 Kurikulum Merdeka Bab 8 Menghindari Gibah Dan Melaksanakan Tabayun. Pembahasan berikut bisa Adik-adik simak untuk mencocokan dengan jawaban yang telah Ohgreat kerjakan sebelumnya. Jadi, silahkan kerjakan terlebih dahulu secara mandiri ya???
Aktivitas 8.5
Secara berkelompok, lakukan tugas berikut:
1. Cari 5 informasi berita tentang keagamaan dengan tema atau judul yang sama pada sumber internet!
2. Bedakan informasi hoax dan tidaknya berita tersebut dengan menyertakan alamat URL-nya!
3. Beri penjelasan hoax atau tidaknya isi berita tersebut!
Jawaban ditulis pada kertas yang telah disediakan.
Jawaban:
Contoh informasi Berita tentang Keagamaan
Perlunya Upaya Kritis dalam Merespon Isu-isu Agama di Indonesia
Yogyakarta, 12 Maret 2020—Bertempat di ruang Seminar Timur dilaksanakan diskusi dan peluncuran Jurnal Prisma berjudul “Meredam Ketegangan Agama dan Negara”. Acara ini diselenggarakan oleh kerjasama tiga pihak, yaitu: Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) Pascasarjana UGM, Jurnal Prisma dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM. Selain diskusi dan peluncuran jurnal, juga diadakan menonton bersama film “Beta Mau Jumpa” karya karya Watchdoc Documentary. Pembahas yang turut hadir yakni Robert W. Hefner; Boston University, Samsul Maarif; CRCS UGM, Elga Sarapung; Direktur Institut Dialog Antar Iman di Indonesia dan Frans Agustinus Jalong; Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) UGM.
Diskusi diawali dengan pemutaran film “Beta Mau Jumpa karya” yang merupakan proyek kerjasama Watchdoc Documentary dengan CRCS UGM. Film pendek berdurasi 33 menit ini menceritakan mengenai upaya damai masyarakat pasca kerusuhan di Ambon tahun 1999. Kerusuhan Ambon horizontal terjadi antara masyarakat beragama islam dan kristen yang berdampak hingga beberapa tahun kemudian. Konflik ini menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan terjadinya segregasi tempat tinggal berdasar agama yang dianut masyarakat.
Sejalan dengan film besutan Watchdoc Documentary tersebut, peluncuran Jurnal Prisma “Meredam Ketegangan Agama dan Politik” edisi tahun 2020 ini juga membahas mengenai konflik agama yang terjadi di Indonesia. Frans Jalong dari PSKP UGM mengungkapkan bahwa Jurnal Prisma edisi 2020 ini cukup berbeda dari edisi 2010 yang juga membahas mengenai agama. Frans membandingkan bahwa kajian di tahun 2010 silam banyak membongkar mengenai anatomi kekerasan dan gerakan organisasi, berbeda dengan edisi tahun 2020 yang disebutnya lebih kritis dan dekonstruktif. ”Lebih dari 40 persen konten dari yang kita baca di edisi ini sifatnya lebih kritis dan dekonstruktif, yaitu mempertanyakan kembali argumen yang dibangun tahun 2010,” tuturnya.
Sejalan dengan Frans, Samsul Maarif juga mengulas mengenai isi jurnal dimana tiga tulisan pertama memiliki benang merah mengenai politik islam. Dalam konteks saat ini, Samsul menyebutkan bahwa politik islam dikelola dalam kontestasi oligarki yang mana masyarakat lalai melihatnya. Samsul meneruskan bahwa politik islam lebih dilihat sebagai politik identitas sehingga konflik yang tercipta yaitu konflik horizontal antar warga bukan dari warga dan elitis. “Politik identitas dan politik islam bisa kita lihat dalam kasus 212 beberapa tahun silam”, ungkapnya.
Meskipun begitu, Elga Sarapung menegaskan bahwa saat ini isu-isu fundamentalisme sempit agama seperti radikalisme, ekstrimisme, toleransi, tidak hanya terjadi di agama islam. Menurutnya hal ini terjadi di beberapa agama lain hanya saja di Indonesia yang mencolok adalah agama islam. Bagi Elga, negara belum jelas mengatur dan menata dinamika sosial politik ekonomi masyarakat khususnya merespon isu-isu keagamaan. Elga menekankan dibutuhkan partisipasi masyarakat sipil untuk meredam ketegangan-ketegangan yang terjadi. Ia menambahkan bahwa yang diperlukan adalah masyarakat sipil yang kritis, solid dan kompak. “Dibutuhkan masyarakat sipil yang mengedepankan demokrasi, keadilan, dan penegakan HAM yang berorientasi damai dan tidak dalam frame kebencian atau kekerasan,” imbuh Elga.
Mengamini Elga, Robert Hefner menyebutkan bahwa isu agama dan kepercayaan menjadi debat sentral dalam kewarganegaraan di Indonesia. Menurut Robert, untuk mewujudkan kewarganegaraan yg makmur dan adil perlu ada sinergi ekonomi politik untuk melihat isu-isu keagamaan. Selain itu Robert menambahkan perlunya melihat faktor-faktor budaya yang berakar dan tercipta dari struktur sosial politik serta dikontekstualkan secara komprehensif di era saat ini. “Jangan sampai kita hanya melihat faktor-faktor sosial politik berbicara dengan beberapa tokoh-tokoh intelektual saja seolah suara mereka semacam wadah struktural isu-isu keagamaan,” ungkapnya.
Contoh Berita yang lain dapat di akses melalui alamat url tentang keagaaman:
a. https://fisipol.ugm.ac.id/perlunya-upaya-kritis-dalam-merespon-isu-isu-agama-di-indonesia/
b. https://kesbangpol.acehprov.go.id/berita/kategori/goverment/isu-agama-menjadi-tren-di-era-post-modern.
c. https://ejournal.politik.lipi.go.id/index.php/jpp/article/view/753
d. http://nursyam.uinsby.ac.id/?p=3803
e. https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/substantia/article/download/4930/3255
Informasi yang disampaikan merupakan informasi yang benar terjadi atau tidak hoax. Informasi-informasi yang disajikan membahas tentang isu agama yang lagi ramai dibicarakan.
Disclaimer:
1. Kunci jawaban pada unggahan Ohgreat tidak mutlak kebenarannya
2. Unggahan ini bisa Adik-adik gunakan sebagai salah satu acuan dalam mengerjakan soal bukan sebagai acuan utama
3. Jawaban pada unggahan Ohgreat mungkin akan berbeda dengan pembahasan di sekolah atau penunjang lain
*** Agar tidak ketinggalan update berita berita menarik dan Pembahasan Soal terbaru lainnya yang ada di ohgreat.id. Jangan lewatkan dan dapatkan Berita berita Update lainnya.***