Jawaban Aktivitas 10.1 Halaman 225 Pesan Utama Pantun Pemantik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 7 Kurikulum Merdeka

ohgreat.id-Jawaban Aktivitas 10.1 Halaman 225 Pesan Utama Pantun Pemantik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 7 Kurikulum Merdeka.

Kali ini, Ohgreat akan membahas materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 7 halaman 225. Bacaan ini bisa Adik-adik temukan pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 7 Kurikulum Merdeka Bab 10 Andalusia: Kota Peradaban Islam di Barat (756-1031 M). Selanjutnya pembahasan berikut bisa Adik-adik simak untuk mencocokan dengan jawaban yang telah Ohgreat kerjakan sebelumnya. Jadi, silahkan kerjakan terlebih dahulu secara mandiri ya???

Aktivitas 10.1

Pantun Pemantik

Pencuri sedang dikejar
Yang mengejar larinya payah
Jangan berhenti belajar
Agar terus berkembang seperti Bani Umayyah

Pergi belajar ke rumah Yuan
Pulangnya mampir ke rumah Ransi
Pelajari ilmu pengetahuan
Agar berguna di hari nanti

Setelah pantun di atas dibaca, buat 1 paragraf mengenai pesan utama dari pantun di atas di buku tugas!

Jawaban:

Pantun 1

Pesan Utama : Jangan berhenti belajar, Agar terus berkembang seperti Bani Umayyah

Penjelasan:

Menuntut ilmu atau belajar merupakan kewajiban bagi seluruh umat muslim, baik muslimin ataupun muslimat. Tak hanya sebatas itu. Bahkan sebagian ulama berkata, “Sesungguhnya menuntut ilmu lebih utama daripada jihad di jalan Allah dengan pedang.” Sebab, untuk berjihad dengan pedang pun harus pakai ilmu. Selain mewajibkan, Islam juga memberikan “penghargaan khusus” bagi mereka yang berilmu. Dahulukan selangkah, Kita tinggikan seranting.

Ilmu pengetahuan yang berkembang di zaman Dinasti Umayyah dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Al Ulumus Syari’ah,

yaitu ilmu-ilmu Agama Islam, seperti Fiqih, tafsir Al-Qur’an dan sebagainya.

b. Al Ulumul Lisaniyah,

yaitu ilmu-ilmu yang perlu untuk memastikan bacaan Al Qur’an, menafsirkan dan memahaminya.

c. Tarikh,

Ilmu yang meliputi tarikh kaum muslimin dan segala perjuangannya, riwayat hidup pemimpin-pemimpin mereka, serta tarikh umum, yaitu tarikh bangsa-bangsa lain.

d. Ilmu Qiraat,

yaitu ilmu yang membahas tentang membaca Al Qur’an. Pada masa ini termasyhurlah tujuh macam bacaan Al Qur’an yang terkenal dengan Qiraat Sab’ah yang kemudian ditetapkan menjadi dasar bacaan, yaitu cara bacaan yang dinisbahkan kepada cara membaca yang dikemukakan oleh tujuh orang ahli qiraat, yaitu Abdullah bin Katsir (w. 120 H), Ashim bin Abi Nujud (w. 127 H), Abdullah bin Amir Al Jashsahash (w. 118 H), Ali bin Hamzah Abu Hasan al Kisai (w. 189 H), Hamzah bin Habib Az-Zaiyat (w. 156 H), Abu Amr bin Al Ala (w. 155 H), dan Nafi bin Na’im (169 H).

e. Ilmu Tafsir,

yaitu ilmu yang membahas tentang undang-undang dalam menafsirkan Al Qur’an. Pada masa ini muncul ahli Tafsir yang terkenal seperti Ibnu Abbas dari kalangan sahabat (w. 68 H), Mujahid (w. 104 H), dan Muhammad Al-Baqir bin Ali bin Ali bin Husain dari kalangan syi’ah.

f. Ilmu Hadis,

yaitu ilmu yang bertujuan untuk menjelaskan riwayat dan sanad al-Hadis, karena banyak Hadis yang bukan berasal dari Rasulullah. Diantara Muhaddis yang terkenal pada masa ini ialah Az Zuhry (w. 123 H), Ibnu Abi Malikah (w. 123 H), Al Auza’i Abdur Rahman bin Amr (w. 159 H), Hasan Basri (w. 110 H), dan As Sya’by (w. 104 H).

g. Ilmu Nahwu,

yaitu ilmu yang menjelaskan cara membaca suatu kalimat didalam berbagai posisinya. Dalam Ilmu ini muncul setelah banyak bangsa-bangsa yang bukan Arab masuk Islam dan negeri-negeri mereka menjadi wilayah negara Islam. Adapun penyusun ilmu Nahwu yang pertama dan membukukannya seperti halnya sekarang adalah Abu Aswad Ad Dualy (w. 69 H). Selanjutnya Beliau belajar dari Ali bin Abi Thalib, sehingga ada ahli sejarah yang mengatakan bahwa Ali bin Abi Thalib sebagai Bapaknya ilmu Nahwu.

h. Ilmu Bumi (al- Jughrafia).

Ilmu ini muncul oleh karena adanya kebutuhan kaum muslimin pada saat itu, yaitu untuk keperluan menunaikan ibadah Haji, menuntut ilmu dan dakwah, seseorang agar tidak tersesat di perjalanan, perlu kepada ilmu yang membahas tentang keadaan letak wilayah. Selanjutnya Ilmu ini pada zaman Bani Umayyah baru dalam tahap merintis.

i. Al-Ulumud Dakhilah,

yaitu menyalin ilmu-ilmu  dari bahasa asing ke dalam bahasa Arab dan menyempurnakannya untuk kepentingan kebudayaan Islam. Diantara ilmu asing yang sudah ada terjemahnya adalah ilmu-ilmu pengobatan dan kimia. Diantara tokoh yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Khalid bin Yazid bin Mu’awiyah (w. 86 H).

Pantun 2

Pesan utama : Pelajari ilmu pengetahuan, Agar berguna di hari nanti

Penjelasan:

Keutamaan akan ilmu ini seyogyanya dapat menjadikan setiap Muslim senantiasa bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.

Syaikh Az Zarnuji mengatakan, bahwa  dalam menuntut ilmu yang terpenting harus memperhatikan fil jiddi (kesungguhan). Jika melakukan sesuatu dengan kesungguhan, maka Allah subhanhu wa ta’ala akan memberikan keberhasilan di dalamnya. Selanjutnya selain kesungguhan (al jiddu), juga perlu mengiringinya dengan sikap kesungguhan yang terus menerus (al muwazobah) dan komitmen (al muzallimah) dalam menuntut ilmu.

 

Disclaimer:

1. Kunci jawaban pada unggahan Ohgreat tidak mutlak kebenarannya

2. Unggahan ini bisa Adik-adik gunakan sebagai salah satu acuan dalam mengerjakan soal bukan sebagai acuan utama

3. Jawaban pada unggahan Ohgreat mungkin akan berbeda dengan pembahasan di sekolah atau penunjang lain

*** Agar tidak ketinggalan update berita berita menarik dan Pembahasan Soal terbaru lainnya yang ada di ohgreat.id. Selanjutnya jangan lewatkan dan dapatkan Berita berita Update lainnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *