Jawaban Aktivitas 1.7 Halaman 11 Bacalah Q.S. al-Maidah/5:48 Secara Tartil Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA Kelas 10 Kurikulum Merdeka

ohgreat.id-Jawaban Aktivitas 1.7 Halaman 11 Bacalah Q.S. al-Maidah/5:48 Secara Tartil Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA Kelas 10 Kurikulum Merdeka.

Kali ini, Ohgreat akan membahas materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA Kelas 10 halaman 11. Bacaan ini bisa Adik-adik temukan pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA Kelas 10 Kurikulum Merdeka Bab 1 Meraih Kesuksesan dengan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja. Pembahasan berikut bisa Adik-adik simak untuk mencocokan dengan jawaban yang telah Ohgreat kerjakan sebelumnya. Jadi, silahkan kerjakan terlebih dahulu secara mandiri ya???

Aktivitas 1.7

Bacalah Q.S. al-Maidah/5:48 secara tartil dan berulang-ulang hingga kalian hafal ayat tersebut. Mintalah bantuan teman untuk menyimak bacaan dan hafalanmu!

Jawaban:

Bacalah Secara Tartil dan Beulang-ulang

Secara bahasa, tartil merupakan isim mashdar dari kata rattala – yurattilu yang berarti serasi dan indah ucapan. Ia juga bisa dimaknai dengan kalimat yang disusun secara rapih dan diucapkan dengan baik dan benar. Sedangkan menurut istilah, para ulama ahli qiroat telah mencoba mendefinisikan hal ini. Yang mana pada intinya seluruh pengertian tersebut mengarah kepada membaca Al Qur’an seseuai dengan tajwidnya.

Misalnya Sayyidina Ali bin Abi Thalib ketika menjelaskan tentang tartil beliau berkata yang artinya: “Tartil adalah memperindah atau memperelok dan tatacara menghentikan bacaan.”

Kemudian menurut Abu Ishaq dalam Lisan al Arab, tartil adalah membaca dengan jelas. Yang mana tentu hal ini tidak bisa dilakukan jika membaca Qur’an terburu-buru. Membaca Al Qur’an dengan jelas hanya bisa jika menyebut semua huruf, dan memenuhi cara pembacaan huruf dengan benar.

Dalam hal ini Allah berfirman:

وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا

Artinya: “Dan bacalah Al Qur’an itu dengan tartil.” (TQS Al Muzammil: 4)

Dalam Tafsir Ibnu Katsir, tartil berarti membaca sesuai hukum tajwid. Hal ini karena membaca secara perlahan akan membantu seseorang untuk memahami dan mentadabburi maknanya.

Rasulullah SAW panutan setiap umat manusia pun membaca Al Quran dengan tartil,. Beliau membacanya dengan tidak lambat, tetapi juga tidak cepat, sebagaimana diperintahkan oleh Allah Ta’ala. Kemudian beliau membaca satu per satu kalimat. Sehingga satu surah dibaca lebih lama daripada kalau dibaca biasa.

Kemudian Imam Ibnu Jazari yang merupakan Imam Bukharinya dalam ilmu Qur’an berkata dalam baitnya yang terkenal yaitu:

والاخذ با لتجويد ختم لازم # من لم يجود القرا ن ا ثم
لانه به الاله انزلا # وهكذا منه ا لينا وصل

Artinya: “Adapun menggunakan tajwid adalah wajib hukumnya bagi setiap pembaca Al-Qur’an, maka barang siapa yang membaca Al-Qur’an tanpa tajwid adalah berdosa, karena bahwasanya Allah menurunkan AlQur’an dengan tajwid. Demikianlah yang kepada kita adalah dari Allah (dengan cara mutawatir).”

Tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara melafalkan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam al-Qur’an dengan kaidah yang telah ditentukan. Dalam hal ini ada sebuah hadits yang dapat menjadi gambaran Rasulullah SAW ketika membaca Al Qur’an dengan tartil.

Diriwayatkan ada seseorang bertanya kepada Ummul Mu’minin, Ummu Salamah, “Bagaimanakah Rasulullah SAW membaca Al-Qur’an?” Ia menjawab, “Beliau menunaikan setiap harakatnya: fathah, dhammah, dan kasrah dibaca dengan sangat jelas. Juga setiap hurufnya dibaca dengan sangat jelas. Juga setiap hurufnya dibaca dengan terang dan jelas.”

Surat Al-Ma’idah Ayat 48

وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَٱحْكُم بَيْنَهُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ ٱلْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَٰحِدَةً وَلَٰكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ ءَاتَىٰكُمْ ۖ فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ ۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

Arab-Latin: Wa anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi minal-kitābi wa muhaiminan ‘alaihi faḥkum bainahum bimā anzalallāhu wa lā tattabi’ ahwā`ahum ‘ammā jā`aka minal-ḥaqq, likullin ja’alnā mingkum syir’ataw wa min-hājā, walau syā`allāhu laja’alakum ummataw wāḥidataw wa lākil liyabluwakum fī mā ātākum fastabiqul-khairāt, ilallāhi marji’ukum jamī’an fa yunabbi`ukum bimā kuntum fīhi takhtalifụn

Artinya: Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

Terdapat 3 kandungan dalam Surat Al Maidah ayat 48 tersebut, yakni:

1. Alquran turun untuk membenarkan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya, namun juga sebagai pembenaran dari kitab-kitab tersebut. Hal ini disebabkan kitab-kitab sebelumnya sudah diubah manusia sehingga tidak lagi orisinil. Dengan demikian, hanya Alquran-lah yang terjamin keasliannya. Hal tersebut juga ditegaskan dalam Surat Al Hijr ayat 9 yang artinya “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”

2. Alquran merupakan pedoman hidup umat Muslim yang utama. Oleh sebab itu, baiknya segala perkara diputuskan berdasarkan Alquran

3. Allah telah menciptakan manusia dengan berbeda-beda. Hal ini bertujuan untuk menguji mereka serta memberi kesempatan agar bisa berlomba-lomba dalam kebaikan.

 

Disclaimer:

1. Kunci jawaban pada unggahan Ohgreat tidak mutlak kebenarannya

2. Unggahan ini bisa Adik-adik gunakan sebagai salah satu acuan dalam mengerjakan soal bukan sebagai acuan utama

3. Jawaban pada unggahan Ohgreat mungkin akan berbeda dengan pembahasan di sekolah atau penunjang lain

*** Agar tidak ketinggalan update berita berita menarik dan Pembahasan Soal terbaru lainnya yang ada di ohgreat.id. Jangan lewatkan dan dapatkan Berita berita Update lainnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *