perkembangan pemasaran

Bisnis Menghadapi Krisis Asia 1997: Antara Ketahanan dan Adaptasi

ohgreat.id – Bisnis Menghadapi Krisis Asia 1997: Antara Ketahanan dan Adaptasi. Krisis finansial Asia 1997 menjadi momen kritis yang mengguncang fondasi ekonomi kawasan, termasuk negara-negara anggota ASEAN. Menurut Roubini dalam Kartajaya (2010), krisis ini merupakan keruntuhan sistemik yang berakar dari kawasan Asia Tenggara, meledak secara regional, lalu merambat secara global. Pemicu awalnya adalah devaluasi mata uang Baht di Thailand pada pertengahan Juli 1997. Langkah ini memicu ketidakstabilan ekonomi yang menyebar cepat ke berbagai negara Asia lainnya seperti Korea Selatan, Hongkong, Vietnam, hingga beberapa negara di seluruh dunia. Guncangan ini memengaruhi dunia usaha secara langsung, dari korporasi besar hingga pelaku usaha kecil yang menghadapi tantangan dalam mempertahankan eksistensi di tengah situasi ekonomi yang memburuk.

Dalam menghadapi situasi penuh tekanan tersebut, Kotler (2002) menawarkan tiga strategi utama yang dapat diterapkan oleh perusahaan agar tetap bertahan. Pertama adalah maintaining the brand, yaitu mempertahankan citra merek agar tetap kuat walaupun daya beli pasar menurun. Kedua, downscaling, yaitu menyasar segmen pasar yang lebih rendah tanpa merusak nilai merek yang sudah ada. Ketiga, other branding, yakni menciptakan merek baru yang khusus digunakan untuk menjangkau pasar bawah, agar merek utama tetap eksklusif di segmen premiumnya. Ketiga strategi ini bukan hanya solusi teknis, tetapi juga bentuk adaptasi cerdas terhadap dinamika pasar yang sangat cepat berubah di masa krisis.

Strategi-strategi tersebut mencerminkan pentingnya ketahanan dan kelincahan dalam berbisnis di tengah gejolak ekonomi. Krisis Asia menjadi pelajaran penting bahwa keberlangsungan usaha tidak hanya ditentukan oleh kekuatan modal atau produk semata, tetapi juga kemampuan untuk membaca situasi, mengelola merek, dan melakukan penyesuaian strategi dengan cepat. Dengan pendekatan yang tepat, perusahaan bukan hanya bisa bertahan, tetapi juga berpotensi bangkit lebih kuat pasca-krisis.

Scroll to Top