Jawaban Aktivitas 10.4 Halaman 230 Peta Konsep Sejarah Berdirinya Umayyah di Spanyol Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 7 Kurikulum Merdeka

ohgreat.id-Jawaban Aktivitas 10.4 Halaman 230 Peta Konsep Sejarah Berdirinya Umayyah di Spanyol Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 7 Kurikulum Merdeka.

Kali ini, Ohgreat akan membahas materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 7 halaman 230. Bacaan ini bisa Adik-adik temukan pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas 7 Kurikulum Merdeka Bab 10 Andalusia: Kota Peradaban Islam di Barat (756-1031 M). Pembahasan berikut bisa Adik-adik simak untuk mencocokan dengan jawaban yang telah Ohgreat kerjakan sebelumnya. Jadi, silahkan kerjakan terlebih dahulu secara mandiri ya???

Aktivitas 10.4

Dengan teman sekelompok, buatkan peta konsep mengenai sejarah berdirinya Umayyah di Spanyol! Tugas dituangkan pada kertas plano.

Jawaban:

Peradaban Islam Pada Masa Bani Umayyah

Terbentuknya Dinasti Umayyah merupakan gambaran awal bahwa umat Islam ketika itu telah kembali mendapatkan identitasnya sebagai negara yang berdaulat, juga merupakan fase ketiga kekuasaan Islam yang berlangsung selama lebih kurang satu abad (661 – 750 M). Melakukan perubahan  tidak hanya sistem kekuasaan Islam dari masa sebelumnya (masa Nabi dan Khulafaurrasyidin) tapi juga perubahan-perubahan lain di bidang sosial politik, keagamaan, intelektual dan peradaban.

Pemindahan ibukota dari Madinah ke Damaskus melambangkan zaman imperium baru dengan menggesernya untuk selama-lamanya dari pusat Arabia, yakni Madinah yang merupakan pusat agama dan politik kepada sebuah kota yang kosmopolitan. Dari kota inilah daulat Umayyah melanjutkan ekspansi kekuasaan Islam dan mengembangkan pemerintahansentral yang kuat, yaitu sebuah imperium Arab.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Bani Umayyah

Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini masih berada pada tahap awal. Para pembesar Bani Umayyah kurang tertarik pada ilmu pengetahuan kecuali Yazid bin Mua’wiyah dan Umar bin Abdul Aziz.

Ilmu yang berkembang di zaman Bani Umayyah adalah ilmu syari’ah, ilmu lisaniyah, dan ilmu tarikh. Selain itu berkembang pula ilmu qiraat, ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu nahwu, ilmu bumi, dan ilmu-ilmu yang menyalinnya dari bahasa asing. Selanjutnya kota yang menjadi pusat kajian ilmu pengetahuan ini antara lain Damaskus, Kuffah, Makkah, Madinah, Mesir, Cordova, Granada, dan lain-lain, dengan masjid sebagai pusat pengajarannya.

Ilmu pengetahuan yang berkembang di zaman Dinasti Umayyah dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Al Ulumus Syari’ah

Yaitu ilmu-ilmu Agama Islam, seperti Fiqih, tafsir Al-Qur’an dan sebagainya.

2. Al Ulumul Lisaniyah

Yaitu ilmu-ilmu yang perlu untuk memastikan bacaan Al Qur’an, menafsirkan dan memahaminya.

3. Tarikh

Ilmu yang meliputi tarikh kaum muslimin dan segala perjuangannya, riwayat hidup pemimpin-pemimpin mereka, serta tarikh umum, yaitu tarikh bangsa-bangsa lain.

4. Ilmu Qiraat

Yaitu ilmu yang membahas tentang membaca Al Qur’an. Pada masa ini termasyhurlah tujuh macam bacaan Al Qur’an yang terkenal dengan Qiraat Sab’ah yang kemudian ditetapkan menjadi dasar bacaan, yaitu cara bacaan yang dinisbahkan kepada cara membaca yang dikemukakan oleh tujuh orang ahli qiraat, yaitu Abdullah bin Katsir (w. 120 H), Ashim bin Abi Nujud (w. 127 H), Abdullah bin Amir Al Jashsahash (w. 118 H), Ali bin Hamzah Abu Hasan al Kisai (w. 189 H), Hamzah bin Habib Az-Zaiyat (w. 156 H), Abu Amr bin Al Ala (w. 155 H), dan Nafi bin Na’im (169 H).

5. Ilmu Tafsir

Yaitu ilmu yang membahas tentang undang-undang dalam menafsirkan Al Qur’an. Pada masa ini muncul ahli Tafsir yang terkenal seperti Ibnu Abbas dari kalangan sahabat (w. 68 H), Mujahid (w. 104 H), dan Muhammad Al-Baqir bin Ali bin Ali bin Husain dari kalangan syi’ah.

6. Ilmu Hadits

Yaitu ilmu yang ditujukan untuk menjelaskan riwayat dan sanad al-Hadis, karena banyak Hadits yang bukan berasal dari Rasulullah. Diantara Muhaddis yang terkenal pada masa ini ialah Az Zuhry (w. 123 H), Ibnu Abi Malikah (w. 123 H), Al Auza’i Abdur Rahman bin Amr (w. 159 H), Hasan Basri (w. 110 H), dan As Sya’by (w. 104 H).

7. Ilmu Nahwu

Yaitu ilmu yang menjelaskan cara membaca suatu kalimat didalam berbagai posisinya. Ilmu ini muncul setelah banyak bangsa-bangsa yang bukan Arab masuk Islam dan negeri-negeri mereka menjadi wilayah negara Islam. Adapun penyusun ilmu Nahwu yang pertama dan membukukannya seperti halnya sekarang adalah Abu Aswad Ad Dualy (w. 69 H).  Selanjutnya beliau belajar dari Ali bin Abi Thalib, sehingga ada ahli sejarah yang mengatakan bahwa Ali bin Abi Thalib sebagai Bapaknya ilmu Nahwu.

8. Ilmu Bumi (al- Jughrafia).

Ilmu ini muncul oleh karena adanya kebutuhan kaum muslimin pada saat itu, yaitu untuk keperluan menunaikan ibadah Haji, menuntut ilmu dan dakwah, seseorang agar tidak tersesat di perjalanan, perlu kepada ilmu yang membahas tentang keadaan letak wilayah. Selanjutnya Ilmu ini pada zaman Bani Umayyah baru dalam tahap merintis.

9. Al-Ulumud Dakhilah

Yaitu ilmu-ilmu yang menyalinnya dari bahasa asing ke dalam bahasa Arab dan menyempurnakannya untuk kepentingan kebudayaan Islam. Diantara ilmu asing yang diterjemahkan itu adalah ilmu-ilmu pengobatan dan kimia. Diantara tokoh yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Khalid bin Yazid bin Mu’awiyah (w. 86 H).

Perkembangan Kebudayaan pada Masa Bani Umayyah

Bidang pemerintahan

Masa kekuasaan Muawiyah I telah mengubah sistem pemerintahan dari demokrasi menjadi monarki atau kerajaan. Kemudian, Dinasti Bani Umayyah juga menerapkan sistem pemerintahan konfederasi provinsi, yakni dengan menggabungkan beberapa provinsi berbeda menjadi satu.

Muawiyah I juga membentuk empat diwan (departemen), yaitu:

1. Diwan ar-Rasail, bertugas untuk mengurus surat-surat negara

2. Diwan al-Kharraj, mengurus perpajakan

3. Diwan al-Jundi, bertugas mengurus kemiliteran negara

4. Diwan al-Khatim, sebagai pencatat

Selain itu, Muawiyah I membuat lambang negara untuk Bani Umayyah berupa sebuah bendera merah dan menetapkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan.

Bidang sosial

Pada masa Dinasti Bani Umayyah, mulai dikenal istilah stratifikasi sosial. Periode ini juga memunculkan empat macam golongan orang Arab, yaitu golongan kaum Muslimin, neomuslim (kaum Muslim baru), anggota mazhab, dan para budak. Namun, meski stratifikasi sudah ada, kondisi sosial Bani Umayyah masih terbilang baik dan masyarakat bisa hidup dengan damai.

Para khalifah juga tidak segan melindungi gereja, katedral, candi, dan beberapa tempat suci lainnya. Bahkan, mereka bersedia membangun kembali setiap tempat ibadah yang sudah hancur menggunakan dana dari kas negara. Budaya baru yang juga muncul ketika Dinasti Umayyah berkuasa adalah mulai digunakannya alat-alat makan, seperti serbet, sendok, dan garpu.

Bangunan atau Arsitektur

Dinasti Bani Umayyah mencapai masa keemasan ketika dipimpin oleh Khalifah al-Walid I atau al-Walid bin Abdul Malik, yang memerintah antara 705-715. Pada masanya, dibangun jalan raya, pabrik, gedung, dan panti asuhan untuk orang cacat. Selain itu, salah satu bentuk pertumbuhan kebudayaan pada masa Bani Umayyah adalah perkembangan di bidang arsitektur, ditandai dengan dibangunnya masjid-masjid yang memenuhi kota.

Para arsitek Muslim-Arab mengembangkan arsitektur yang mereka punya berdasarkan dari yang sudah ada sebelumnya. Untuk pertama kalinya, Muawiyah I memperkenalkan sebuah menara kepada rakyatnya. Salah satu karya tercantik dari masa Dinasti Umayyah adalah Kubah Karang di Yerusalem, yang dibangun oleh Abdul Malik bin Marwan, khalifah yang berkuasa antara 685-705. Selain itu, Abdul Malik juga membangun masjid lain, yaitu Masjid Kubah Emas atau Masjid Umar.

Para Tokoh dan Perannya Pada Masa Dinasti Umayyah

Tokoh di bidang Ilmu keagamaan.

1. Abdullah Bin Abbas,seorang ahli di bidang ilmu tafsir Al-Qur’an.

2. Ja’far As-Sadiq,seorang ahli ilmu kimiah yang bermukim di mekah.

3. Abdullah Bin Katsir, seorang pakar di bidang qiraat sab’ah dan ahli tafsir Al-Qur’an.tabsi Ibnu Katsir.

4. Ashim Bin Abi Nujud,seorang ahli tafsir dan pakar ilmu qiraatil Al-Qur’an.

5. Ibnu Abas,seorang ahli tafsir dari dari kalangan sahabat terkenal.

6. Ibnu Juraij, seorang pakar ilmu hadits.

7. Ibnu Ishaq,seorang ahli pentakhrij hadits.

8. Malik Bin, Anas seorang ahli hadits.

9. Imam Malik,seorang ahli ilmu fikih dan hadits.

10.Imam syafi’,seorang ahli usul fiqih dan hadits.

 

Disclaimer:

1. Kunci jawaban pada unggahan Ohgreat tidak mutlak kebenarannya

2. Unggahan ini bisa Adik-adik gunakan sebagai salah satu acuan dalam mengerjakan soal bukan sebagai acuan utama

3. Jawaban pada unggahan Ohgreat mungkin akan berbeda dengan pembahasan di sekolah atau penunjang lain

*** Agar tidak ketinggalan update berita berita menarik dan Pembahasan Soal terbaru lainnya yang ada di ohgreat.id. Jangan lewatkan dan dapatkan Berita berita Update lainnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *